what do you think?

Selasa, 05 Maret 2013

Keris Begawan Seto

Keris Begawan Seto, sebuah keris putih sederhana. dengan panjang 41 cm. terbuat dari campuran besi, germanium dan harapan. dipersembahkan oleh seorang murid yang terbuang untuk mengenang gurunya.

Kamis, 14 Juni 2012

Fosil Kutu Seukuran Koin Rp50 Fosil kutu ini berukuran 20 milimeter, menjadikan mereka kutu raksasa jika dibandingkan anak cucunya saat ini. Sebuah tim peneliti asal China berhasil menemukan fosil kutu raksasa sebesar 20 milimeter. Ukuran ini jauh lebih besar dibanding ukuran kutu saat ini yang hanya satu hingga tiga milimeter. Kutu seukuran uang koin Rp50 seri 1999 itu ditemukan di dua lokasi, di biota Middle Jurassic Daohugou dan di biota Early Cretaceous Jehol di kota Beipiao, Liaoning, China. Kutu ini diperkirakan mengisap darah dinosaurus yang hidup sekitar 160 juta tahun lalu. Penemuan ini dijabarkan dalam sebuah makalah berjudul Diverse Transitional Giant Fleas from the Mesozoic Era of China yang dipublikasikan oleh Nature, Maret 2012. Penemunya, Huang Diying, bekerjasama dengan beberapa rekan dari Nanjing Institute of Geology and Paleontology of Chinese Academy of Sciences. Dalam beberapa tahun ini, Huang dan timnya berjasil menemukan sembilan fosil kutu raksasa di biota Middle Jurassic Daohugou dan di Early Cretaceous Jehol. Penemuan ini sekaligus jadi jejak sempurna untuk bisa menelusuri keberadaan kutu di era Mesozoic. Selain itu, fosil ini juga memberi gambaran baru mengenai evolusi dari kutu dan adaptasi dari hewan yang menjadi inangnya. Evolusi tersebut, dikatakan oleh Huang, membuat bentuk tubuh kutu raksasa ini berbeda dengan kutu masa kini. Morfologi yang berbeda ini juga mengindikasikan jika inang mereka adalah reptil berbulu. "Kutu kuno memiliki bulu yang kaku, cakar kuku lebih kuat, dan bisa mengalirkan darah lebih lama. Membuat mereka bisa menyedot darah dari dinosaurus," kata Huang. Namun, kutu rakasasa ini memiliki kekurangan dibanding anak cucu mereka saat ini. "Kutu kuno tak bisa melompat, tapi mereka merangkak menuju ke (tubuh) inang," ujar Huang.

Arkeolog Indonesia

ARCHEOLOGY DI INDONESIA. Masa kini adalah pengulangan dari masa lalu. Hampir tidak ada sesuatu yang benar-benar baru dalam kehidupan modern ini, kebanyakan adalah modifikasi dari waktu ke waktu. Seperti contohnya bangunan rumah, pada masa paleolithikum (jaman batu tua) manusia tinggal di goa-goa secara nomaden mengikuti sumber makanan dari alam (binatang buruan). Hal ini kemudian dimodifikasi oleh orang-orang neolithikum (jaman batu muda) dengan mulai membangun rumah-rumah kayu. Rumah yang mereka bangun pun juga terinspirasi dari alam. Mungkin mereka mengambil ide daari bagaimana sebuah goa memiliki bagian atap dan dinding. Hal ini yang kemudian mereka aplikasikan dalam bentuk sederhana buatan mereka. Dari hasil try and error berkali-kali, tehnologi dan konstruksi membimbing nenek moyang kita menemukan tatanan konstruksi yang kuat. Mereka tahu bahwa material terkuat saat itu adalah batu, maka mulailah mereka membuat bangunan-bangunan dari material tersebut. Meskipun terpisah jauh dan kecil kemungkinan untuk bertemu, namun orang-orang jaman dahulu telah sepakat bahwa konstruksi terkuat menghadapi kondisi alam adalah bangunan yang semakin ke atas semakin kecil atau disebut piramida. Maka jangan menjadi orang katrok yang beranggapan bahwa Piramida Giza atau cheops mesir, Piramida Aztec di amerika selatan bahkan candi borobudur di jawa tengah di bangun oleh alien hanya karena memiliki konstruksi yang sama, yaitu piramida. Alien, wkwkwk..... APA UNTUNGNYA MEMPELAJARI SEJARAH DAN ARCHEOLOGY? Iya juga apa untung nya ya??? Ah... bagaimana kalau saya mengulang pernyataan saya di atas. “hampir tidak ada hal baru pada jaman ini, kebanyakan adalah pengulangan dari masa lalu yang dimodifikasi.”. kita semua sepakat bahwa seni konstruksi, sastra sampai astronomi telah mencapai puncaknya ribuan tahun yang lalu, pada masa ini kita hanya mengulang apa yang telah dicapai pendahulu kita. Kita mengenal mbah Plato, eyang Socrates, dan teman-temannya. Telah memberikan dasar-dasar ilmu pengetahuan untuk dikembangkan saat ini. Jadi intinya adalah jangan mau dibodohi orang-orang jaman sekarang yang penuh trik dan politik, bahkan sampai membuat cerita sejarah yang sesuai dengan kepentingan pribadi dan golongan. Hal ini tidak akan terjadi jika kita bisa membaca fakta sejarah yang asli. Di indonesia sendiri, penyimpangan seperti ini bisa kita lihat pada sejarah G30S-PKI. Ada versi yang mengatakan bahwa ini adalah ulah PKI, ada lainnya menyebut keterlibatan CIA bahkan pemerintah Mao Ze Dong, china. Ada yang menyebut ini akal-akal an Soeharto untuk melengserkan Presiden Soekarno saat itu. Tapi mana kah yang benar? Meskipun setelah meneliti secara detail bagian-bagian yang ganjil pada peristiwa tersebut, saya tidak akan mengungkapkan siapa dalangnya. Agar anda sendir bisa mempraktekkan apa yang akan kita ulas nantinya. Bab I. Pembagian Archeology Secara mendasar, sejarah archeology terbagi menjadi 4 golongan : 1. Archeology Pra-Sejarah Bagian ini dimulai sejak adanya mahluk hidup pertama kali di bumi 1 milyar tahun lalu, sampai pada penemuan literatur yang menjadi dasar penetapan masa sejarah. Bagian ini meliputi Binatang, Manusia dan peralihannya (bagi pengikut Darwin...). Artefak yang termasuk bagian ini adalah: Fosil, Benda-benda batu, dan sisa peradaban lainnya yang masih berupa literatur gambar 2 dimensi dan relief. 2. Archeology Sejarah Dimulai ketika suatu daerah telah memiliki literatur tertulis. Peradaban ini disetiap daerah terjadi pada waktu yang tidak sama. Untuk sementara ini peradaban sejarah bangsa Sumeria dan Mesir adalah yang tertua, sekitar 6 ribu tahun sebelum masehi. Pada umumnya, artefak yang termasuk pada bagian ini adalah : Bangunan batu, literatur kerajaan (prasasti dan lain sebagainya), barang pecah belah, mata uang, dan benda-benda logam (seperti senjata dan perhiasan). 3. Archeology Revolusi Dimulai dengan revolusi tehnologi Reinasece di eropa sampai pada akhir perang dunia 2. Biasanya bagian-bagian ini meliputi sejarah pelayaran dan peperangan. Artefaknya pun bisa dikenali secara kasat mata berupa, peralatan perang, benteng, mata uang dan juga peta. 4. Cerita rakyat, dongeng, legenda termasuk bagian Archeology Saga. Meskipun cerita didalamnya sudah mengalami penambahan imajinatif, namun pada intinya kadang berisi sejarah yang benar-benar terjadi. Namun karena lingkupnya jadi terlalu luas. Maka bagian ini akan kita bahas sendiri suatu saat. Bab II BAGAIMANA MENJADI ARCHEOLOG Tas ransel berisi peralatan canggih, sepatu boot, dan keahlian memanjat tebing adalah syarat utama menjadi archeolog... di film. Pada kenyataannya, untuk menjadi seorang archeolog tidak perlu banyak persiapan, kl di indonesia bisa saya bilang “berpetualang” dengan bayaran tinggi... Gak ada persyaratan apa-apa untuk menjadi archeolog. Kalau mau jadi...ya jadi saja. Yang penting nanti adlah persiapan sebelum terjun ke lapangan. Mungkin sebagai langkah awal adalah menentukan pada archeology mana anda akan terjun. Memang kita tidak dibatasi sejauh mana lingkupnya tapi penentuan sejak awal ini akan menjadikan anda sebagai seorang profesional dibidang tersebut. Kita ambil saja yang paling mudah. Archeology pra sejarah. Pengetahuan tentang bidang ini harus anda pelajari sendiri, karena biasanya kuliah dibidang ini akan membuat anda kebanyakan berimajinasi daripada bertindak. Pengetahuan tentang kehidupan dimasa Pra sejarah akan menjadi bekal anda dalam proses expedisi, explorasi dan excavasi bidang ini. sebagai contohnya adalah, mahluk apa saja yang hidup diperairan dangkal 6juta tahun lalu. Setelah mengetahui seperlunya, sekarang mari kita berangkat untuk melakukan expedisi. Persiapan Expedisi : Tentukan daerah yang akan anda kunjungi. Paling mudah adalah daerah bukit karang 1KM dari pantai. Ketika sampai ditepat ini, mari kita berkeliling untuk mengamati batuan dan tebing-tebing yang ada. Mengapa harus tebing? Karena di tempat ini kita kadang tidak perlu menggali untuk menemukan fosil. Pada umumnya yang akan kita temui adalah cangkang kerang, atau terumbu karang.... ini sudah biasa. Eit...tunggu dulu, apakah kerang dan terumbu ini tidak berharga? Belum tentu. Coba ambil satu fosil kerang itu... yup, dapat... Sekarang coba perhatikan fosil kerang di atas . secara mata biasa bentuk dan ukuran cangkang ini tidak berbeda dari kerang yang ada dipasar. Ini menunjukkan bahwa usianya kurang dari 1 juta tahun...ketemu 1 poin. Selanjutnya, perhatikan perubahan warnanya, jika warnanya putih, kuning atau peralihannya, maka tempat itu saat kerang ini mati dan memulai proses fosilisasi adalah perairan/ pantai. Semakin gelap warna fosil, maka semakin tua usianya. Pertanyaanya adalah, apakah garis pantainya mundur dari tempat semula? Bukan. Tapi daratannya yang telah bergeser. Rumus yang perlu diingat adalah pergerakan bumi adalah 1 mm per tahun menuju ke utara. Dibeberapa tempat yang memiliki gunung api bisa sampai 8cm per tahun. Jadi sekarang kita bisa melakukan cross cek dengan penghitungan matematika. Berapakah ketinggian lokasi penemuan dari permukaan laut? Kita ambil contoh adalah 60 meter dpl (dari permukaan laut). Maka 60Meter = 60.000mm. Maka ketemulah poin kedua... usia kerang tersebut adalah sekitar 60 ribu tahun. Apakah ada kecocokan dengan lokasi dan fosilnya? Jika tidak, maka poin terakhir yang ketemu. Fosil tersebut berada di tempat tersebut bukan karena kejadian alam normal. Mungkin pernah ada kejadian luar biasa yang membawa fosil tersebut ke lokasi sekarang, Tsunami atau Abrasi atau yang lain... sangat variatif. Tergantung pada geologi lingkungan sekitar... Sekian dulu, informasi dari saya. InsyaAllah pada edisi berikutnya akan kita jarah lebih banyak fosil-fosil dari situs tersebut. Melakukan expedisi, akan membuat kita semakin mahir dalam melakukan penggalian. Jika fosil yang anda temukan mengalami kerusakan akibat kesalahan dalam pengambilan, maka ulangi lagi dengan lebih hati-hati... fosil jenis ini sangat banyak jumlahnya, jadi jangan takut untuk mencobanya... Good Luck...

Kamis, 09 Desember 2010

kerajaan pertama indonesia bukan Kutai Kartanegara

Salakanagara (COUNTRY OF SILVER): Kerajaan Pertama di Nusantara

Salakanagara merupakan kerajaan pertama di Nusantara yang berlokasi di daerah Banten. (Jadi, bukan Kutai seperti yang kita percayai selama ini). Pendirinya adalah Dewawarman, bergelar Prabu Dharmalokapala Dewawarman Haji Raksagapura-sagara. Dewawarman berasal dari negeri India. Oleh Kerajaan Pallawa di India, ia ditugaskan untuk menjadi duta negara ke sebelah barat Pulau Jawa. Ia kemudian menjadi raja kecil di pesisir barat Banten. Nama Raksagapurasagara kiranya mengingatkan kita pada nama gunung di Pulau Panaitan, tempat di mana ditemukannya sejumlah arca Siwa dan Ganesa, bernama Gunung Raksa.

Setelah tiba di Ujungkulon, Dewawarman menikah dengan Pwahaci Larasati, anak dari kepala desa setempat yang bernama Aki Tirem atau Sang Aki Luhurmulya. Aki Tirem nyatanya berasal dari Swarnabhumi (Sumatera), sementara leluhurnya berasal dari India.

Dewawarman bersama anak buahnya, baik yang berasal dari India maupun penduduk pribumi, harus senantiasa menjaga ketertiban dan keamanan wilayahnya. Bandar-bandar yang terletak di tepi laut atau di muara sungai itu sering dijambangi perompak. Diceritakan, pada suatu hari ada perahu perompak yang nekad berlabuh sehingga perahu mereka dikepung oleh pasukan Dewawarman. Berlangsunglah pertempuran yang alot. Sebanyak 37 orang perampok mati terbunuh, sedangkan yang tertawan atau luka-luka sebanyak 22 orang. Perompak yang tertawan lalu dihukum gantung. Sementara itu, Aki Tirem memperoleh perahu lengkap dengan senjata dan perlengkapannya.

Sebagai perwujudan terima kasih, Aki Tirem mengadakan utsarwakarma atau upacara jamuan lengkap dengan pertunjukan kesenian. Singkat cerita, para anak buah Dewawarman menikah dengan pribumi setempat dan beranak-pinak di sana.

Tatkala Aki Tirem sakit parah, ia menyerahkan daerah kekuasaannya kepada Dewawarman, menantunya. Setelah Aki Tirem wafat, Dewawarman segera mengumumkan berdirinya kerajaan Hindu di Ujungkulon bernama Salakanagara. Pwahaci Larasati pun menjadi permaisuri dengan gelar Dewi Dhwanirahayu.

Disebutkan dalam pustaka tersebut, Dewawarman (disebut juga Dewawarman I) memerintah tahun 130-168 Masehi. Keterangan ini tak bertentangan dengan kronik (berita) Cina yang menyebutkan bahwa pada tahun 132 M di wilayah Jawa bagian barat ada raja bernama Pien dari Kerajaan Ye-tiao. Pien merupakan nama Cina untuk Dewawarman, sedangkan Ye-tiao lafal Cina untuk Jawadwipa. Keterangan tertulis lain tentang keberadaan Salakanagara (yang berarti “Kota Perak” atau disebut juga Rajatapura) adalah catatan ahli geografi Yunani Kuno bertahun 150 M, Ptolemeus. Ia menulisnya dengan nama Argyre.


Wilayah Salakanagara meliputi daerah Banten, termasuk semua pulau yang terletak di sebelah barat Pulau Jawa, dan laut yang membentang antara Jawa dan Sumatera. Karena letaknya strategis, Salakanagara merupakan tempat perahu dagang berlalu-lalang dari arah barat ke timur dan sebaliknya. Maka dari itu, perahu-perahu tersebut mau tak mau harus singgah di sana dan menghadiahkan persembahan/upeti kepada raja (semacam pajak). Sebagai imbalannya, perahu tersebut mendapat perlindungan dari raja. Sebaliknya, para perompak dan pengacau keamanan akan ditindak keras: perahu mereka dirampas, perompaknya dihukum gantung!

Raja-raja yang memerintah

Rajatapura adalah ibukota Salakanagara yang hingga tahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-Raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII). Salakanagara berdiri hanya selama 232 tahun, tepatnya dari tahun 130-362 Masehi. Raja Dewawarman I sendiri hanya berkuasa selama 38 tahun dan digantikan anaknya yang menjadi Raja Dewawarman II dengan gelar Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra. Prabu Dharmawirya tercatat sebagai Raja Dewawarman VIII atau raja Salakanagara terakhir hingga tahun 363 karena sejak itu Salakanagara telah menjadi kerajaan yang berada di bawah kekuasaan Tarumanagara yang didirikan tahun 358 Masehi oleh Maharesi yang berasal dari Calankayana, India bernama Jayasinghawarman. Pada masa kekuasaan Dewawarman VIII, keadaan ekonomi penduduknya sangat baik, makmur dan sentosa, sedangkan kehidupan beragama sangat harmonis.

Sementara Jayasinghawarman pendiri Tarumanagara adalah menantu Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari Calankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Maurya.

Di kemudian hari setelah Jayasinghawarman mendirikan Tarumanagara, pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanagara. Salakanagara kemudian berubah menjadi Kerajaan Daerah.

Urutan Raja Salakanagara

* 130-168 M DEWAWARMAN I PRABU DARMALOKAPALA AJI RAKSA GAPURA SAGARA Pedagang asal Bharata (India)
* 168-195 M DEWAWARMAN II PRABU DIGWIJAYAKASA DEWAWARMANPUTRA Putera tertua Dewawarman I
* 195-238 M DEWAWARMAN III PRABU SINGASAGARA BIMAYASAWIRYA Putera Dewawarman II
* 238-252 M DEWAWARMAN IV Menantu Dewawarman II, Raja Ujung Kulon
* 252-276 M DEWAWARMAN V MENANTU Dewawarman IV
* 195-238 M DEWAWARMAN III PRABU SINGASAGARA BIMAYASAWIRYA
* 276-289 M MAHISASURAMARDINI WARMANDEWI Puteri tertua Dewawarman IV & isteri Dewawarman V, karena Dewawarman V gugur melawan bajak laut,
* 289-308 M DEWAWARMAN VI SANG MOKTENG SAMUDERA Putera tertua Dewawarman V
* 308-340 M DEWAWARMAN VII PRABU BIMA DIGWIJAYA SATYAGANAPATI Putera tertua Dewawarman VI
* 340-348 M SPHATIKARNAWA WARMANDEWI Puteri sulung Dewawarman VII
* 348-362 M DEWAWARMAN VIII PRABU DARMAWIRYA DEWAWARMAN Cucu Dewawarman VI yang menikahi Sphatikarnawa, raja terakhir Salakanagara
* Mulai 362 M DEWAWARMAN IX Salakanagara telah menjadi kerajaan bawahan Tarumanagara

Kerajaan Hindu pertama Salakanagara menurut Yoseph Iskandar dibuktikan berdasarkan literatur yang sebelumnya pernah ada. Sumber literatur berasal dari Pangeran Wangsakerta- Kasepuhan Cirebon dan bukti-bukti fisik yang ada di Pulau Panaitan serta tersebar diwilayah Gunung Pulosari.
Menurut pakar sejarah Edi S. Ekajati, dalam buku Naskah Sunda (1988), Pangeran Wangsakerta pada tahun 1677 M hasil pertemuan kekeluargaan (mapulung rahi) dan musyawarah (gotraswala) menyusun naskah berseri berjumlah 47 naskah, 4 (empat) diantaranya ditemukan di Banten. Huruf yang ditulis umumnya berasal dari Bahasa Kawi (Jawa Kuno) gaya Cirebon dengan menggunakan tinta Jafaron.
4 (empat) naskah kuno Pustaka Wangsakerta tersebut yaitu :
1. Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara,
2. Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadhipa
3. Pustaka Nagara Kretabhumi,
4. Pustaka Carita Parahiyangan.

Tidak seperti kerajaan-kerajaan di tatar jawa, kerajaan-kerajaan di tatar sunda kebanyakan memang tidak mempunyai keraton, itulah salah satu sebab sulitnya penelusuran kerajaan-kerajaan di tatar sunda.
Berikut ini adalah sebagian sisa-sisa peninggalan kerajaan Salakanagara.
Menhir Cihunjuran :

Berupa Menhir sebanyak tiga buah terletak di sebuah mata air, yang pertama terletak di wilayah Desa Cikoneng. Menhir kedua terletak di Kecamatan Mandalawangi lereng utara Gunung Pulosari. Menhir ketiga terletak di Kecamatan Saketi lereng Gunung Pulosari, Kabupaten Pandeglang.


Arca Ganesha dan Siwa:

Data arkeologi dari Pulau Panaitan berupa arca Siwa, Ganesha dan lingga semu/lingga patok. Arca Shiwa dari Panaitan pernah raib dicuri, namun kemudian arca tersebut dapat diamankan


Dolmen:

Terletak di kampung Batu Ranjang, Desa Palanyar, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang. Berbentuk sebuah batu datar panjang 250 cm, dan lebar 110 cm, disebut Batu Ranjang. Terbuat dari batu andesit yang dikerjakan sangat halus dengan permukaan yang rata dengan pahatan pelipit melingkar ditopang oleh empat buah penyangga yang tingginya masing-masing 35 cm.

Batu Magnit:
Terletak di puncak Gunung Pulosari, pada lokasi puncak Rincik Manik, Desa Saketi, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang. Yaitu sebuah batu yang cukup unik, karena ketika dilakukan pengukuran arah dengan kompas, meskipun ditempatkan di sekeliling batu dari berbagai arah mata angin, jarum kompas selalu menunjuk pada batu tersebut.


Batu Dakon:

Terletak di Kecamatan Mandalawangi, tepatnya di situs Cihunjuran. Batu ini memiliki beberapa lubang di tengahnya dan berfungsi sebagai tempat meramu obat-obatan

Air Terjun Curug Putri
terletak di lereng Gunung Pulosari Kabupaten Pandeglang. Menurut cerita rakyat, air terjun ini dahulunya merupakan tempat pemandian Nyai Putri Rincik Manik dan Ki Roncang Omas. Di lokasi tersebut, terdapat aneka macam batuan dalam bentuk persegi, yang berserak di bawah cucuran air terjun.

Pemandian Prabu Angling Dharma

Terletak di situs Cihunjuran Kabupaten Pandeglang. Menurut cerita rakyat, pemandian ini dulunya digunakan oleh Prabu Angling Dharma atau Aki Tirem atau Wali Jangkung.
bener atau nggaK nya, ternyata ada makamnya juga

Rabu, 03 November 2010

Supit Urang Kingdom Malang

The laws of war since the beginning of Indonesian Kingdom ages seems agreed that civilian or non military personal can not be disturbed in war age or after
Means, the falling of a kingdom doesn't mean the falling of its civilizations
In some 1520, on the ex of Singosari Kingdom territory, there was born a Hindu's Kingdom named Supit Urang, big possibility that this Kingdom were the rest of Majapahit loyalist beside Pasuruan, Panarukan, Blambangan and Bali
As known that Majapahit had been defeated by Islam Demak in 1518
By territories Supit Urang were not large, its territories covered Batu, Karuman, Kanjuruhan, and Singosari so nearly as big as Malang City now days. But, for sure these were unofficially territories cause all the ex Majapahit should belong to Demak as the winner of the battle
Even from the cultural side Supit Urang yet contribute any single thing
The only record shown that this kingdom had ever been exist was the statement from Demak that mentioned Supit Urang attacking for several times, but finally Demak has over take this kingdom
that time, around 12,000 citizen had lived in this area (but 12,000 citizen doesn't mean 12,000 army)
Age when Supit Urang was born could be said as the tail of Majapahit
the Great war of Majapahit against Demak in 1518 had an ending by defeated of Majapahit still leave some nightmare in its ex territories. The falling economic and crime were exposed everywhere

Just if that time supit Urang used its power to control and solved the chaos and willing to wait for a good chance in attacking Demak, probably it would give them a little advantages in the next step. In a battle, something little could be the key of victory
But, since the beginning Rangga Permana had dedicated his kingdom to take the honor of Majapahit back. So in every single step he make just to empower his man in arm
Around 3 or 4 times attack launched to Demak Bintoro in range1530-1540, but none succed. Even in the last battle Rangga Permana were killed on field
Nothing much can be known from this kingdom. more, no many people know that this last kingdom in Malang had ever been exist
Even many consideration that this kingdom had a less contribution in historical or culture (yet perhaps?), but Supit Urang could be nominated as the strongest will kingdom to fight for its goal. Before European come, none kingdom were strike the same enemy as much as that
By that event above we can take conclusions that Supit Urang had a large number of armies and he also able to fund them and that great number of attacks
By the death of Rangga Permana, Supit Urang had ended there. Its name was nearly forgotten and the location had no place in peoples heads after

Tragic.....

Passed down to you by : Aji MAFEC
wind_dam@yahoo.com